IKLAN

Cara Menghitung Occupancy Rate Hotel: Rumus & Contoh Praktis

Bagi hotelier dan pengelola akomodasi, memahami angka occupancy (tingkat hunian) bukan sekadar rutinitas laporan—ini adalah fondasi strategi bisnis  yang sehat. Occupancy adalah cermin langsung dari daya tarik properti Anda, efektivitas pemasaran, dan kesehatan finansial. Namun, bagaimana cara menghitungnya dengan tepat? Dan yang lebih penting, bagaimana memanfaatkan data ini untuk membuat keputusan cerdas? Mari kita telusuri.

Apa Itu Occupancy Hotel?

Occupancy Rate (Tingkat Hunian) adalah persentase kamar yang terjual dari total kamar yang tersedia dalam periode tertentu. Ini adalah metrik utama dalam industri perhotelan, sering digunakan bersama ADR (Average Daily Rate) dan RevPAR (Revenue Per Available Room) untuk menilai kinerja.

Rumus Dasar Menghitung Occupancy

Rumusnya sederhana namun powerful:

Occupancy Rate = (Jumlah Kamar Terjual / Jumlah Kamar Tersedia) x 100%

Contoh Praktik:
Hotel "Sejuk Asri" memiliki 100 kamar. Pada tanggal 15 Oktober, mereka berhasil menjual 78 kamar.

  • Perhitungan: (78 / 100) x 100% = 78%
    Artinya, tingkat hunian Hotel "Sejuk Asri" pada hari itu adalah 78%.

 

Menghitung Occupancy untuk Periode Lebih Panjang (Mingguan, Bulanan)

Untuk periode lebih dari satu hari, Anda perlu menggunakan total kamar yang tersedia dan total kamar terjual dalam rentang waktu tersebut.

Rumus: Occupancy = (Total Kamar Terjual dalam Periode / Total Kamar Tersedia dalam Periode) x 100%

Contoh: Masih dengan hotel 100 kamar. Dalam bulan April (30 hari), total kamar terjual adalah 2.400.

  • Total Kamar Tersedia (April) = 100 kamar x 30 hari = 3.000 kamar-hari.
  • Occupancy Rate Bulanan = (2.400 / 3.000) x 100% = 80%.

Faktor Penting yang Perlu Diperhatikan

  1. Jumlah Kamar Tersedia (Available Rooms): Ini adalah total kamar yang siap dijual. Jika ada kamar yang out of order (dalam perbaikan), kamar tersebut dikurangi dari total inventaris sebelum dihitung.
    • Rumus: Kamar Tersedia = Total Kamar Fisik - Kamar Out of Order.
  2. Jumlah Kamar Terjual (Sold Rooms): Setiap kamar yang dihuni oleh tamu, baik melalui booking online, langsung, atau korporat, dihitung sebagai terjual. Overbooking (jika terjadi) dapat memengaruhi akurasi data.
  3. Periodisasi: Tentukan periode dengan jelas—harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Analisis harian berguna untuk last-minute strategy, sementara data bulanan/tahunan menunjukkan tren dan pola musiman.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post